1. Psikologi
A. Definisi Psikologi
“Bidang ilmu yang mempelajari mengenai perilaku dan proses mental.” (Laura A King, 2017 The Science of Psychology).
Maksud dari psikologi bidang ilmu adalah dalam psikologi terdapat suatu metode sistematik untuk mengamati perilaku dan mengambil kesimpulan. Jadi datangnya sebuah Keputusan bukan dari kira-kira atau dari perenungan, tetapi dari hasil mengamati dan menyimpulkan data empiris. Tujuan dari psikologi sebagai bidang ilmu adalah untuk menggambarkan, memprediksikan, menjelaskan perilaku. Psikologi mempelajari perilaku dan proses mental. Perilaku adalah segala hal yang bisa kita lakukan dan bisa diamati secara langsung. Proses mental adalah pengalaman yang dialami manusia, tapi tidak bisa diamati secara langsung, misalnya seperti : pikiran, perasaan dan motif (atau: alasan mengapa kamu melakukan suatu perilaku).
B. Apa Yang Dilakukan oleh Psikologi
Bidang pekerjaan yang bisa ditekuni oleh ilmuwan psikologi dan psikolog adalah :
- Seting Pendidikan : Menjadi Guru, Dosen, Konselor Sekolah
- Seting klinis : Praktik di Rumah Sakit, Klinik, membuka praktek pribadi
- Seting Industri dan Bisnis : Trainer, Konsultan Budaya Organisasi,
- Seting Militer : Narasumber Ahli dalam pengukuran keterampilan tentara atau bekerja dalam pemerintahan sebagai Narasumber Ahli dalam intervensi sosial dalam penanggulangan bencana.
Aktivitas yang dilakukan seorang psikolog bervariasi, tidak hanya konseling tapi juga bisa mencakup psikotest, riset, mengajar hingga menjadi konsultan bisnis.

2. Psikologi Kognitif
C. Penyimpanan Memori Manusia
Memori atau ingatan adalah cara yang kita gunakan untuk menyimpan dan mengambil Kembali informasi yang kita dapatkan dari pengalaman masa lalu, untuk digunakan saat ini.
Diagram Alur Pembentukan Memori, Binus University, Budi Sulaeman, M.Psi., Psikolog.
- Input
- Encoding
- Storage
- Retrieval
- Output
D. Teori Atkinson – Shiffrin
Mengusulkan penyimpanan memori ada dalam 3 struktur penyimpanan : Pertama, penyimpanan singkat (sensory memory) yang bertugas menyimpan informasi. Kedua, penyimpanan informasi jangka pendek, dan ketiga, penyimpanan informasi jangka panjang.
E. Teori Working Memory – Alan Baddeley
Model ini perbaikan dari model sebelumnya, working memory
merupakan immadiate memory yang terdiri atas sistem-sistem multipart yang
bersifat sementara dan dapat memanipulasi informasi sebagai tugas dari kognitif
yang ditunjukkan.
F. Proses Terjadinya Lupa
Mengapa setiap manusia bisa lupa?
Lupa dapat dijelaskan sebagai adanya kegagalan atau kesalahan saat proses mengambil Kembali informasi yang telah kita simpan sebagai ingatan.
Ada 3 hal yang menyebabkan informasi tidak dapat diambil Kembali :
- Kegagalan encoding
- Interference
- Decay
3. Psikologi Pendidikan
G. Grit
Definisi Grit adalah “ketahanan terhadap minat dan ketekunan usaha untuk mencapai tujuan jangka Panjang walau dalam prosesnya tentu menghadapi kesulitan”. (Duckworth,2019). Pentingnya Grit dalam study karena bisa memberi kontribusi terhadap prestasi siswa dan mahasiswa. Karakteristik orang Gritty : Memiliki konsistensi usaha, Ketahanan terhadap minat, Memiliki growth mindset.
H. Fixed Mindset dan Growth Mindset
“Growth mindset merupakan pola pikir yang meyakini bahwa melalui usaha, ketekunan dan motivasi yang kuat akan mampu meningkatkan kualitas natural”. (Dweck,2016)
Usaha-motivasi-kegigihan akan membuat orang akan terus berkembang. Contohnya, berani menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah, belajar dari kegagalan, belajar dari kesuksesan orang lain, menunjukkan usaha lebih.
“Fixed mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa inteligensi, bakat serta kemampuan individu lainnya pada dasarnya bersifat menetap yang dimaksud yakni bersifat menetap dan tidak dapat bertumbuh”. (Dweck, 2016). Contohnya, menghindari tantangan, mudah menyerah, terganggu oleh kesuksesan orang lain, tidak menunjukkan usaha lebih. Kesimpulannya, perilaku dipengaruhi oleh mindset.
4. Psikologi Perkembangan
I. Tahapan Perkembangan Psikososial Erikson
Fenomena masa krisis identitas seringkali dialami oleh remaja. Dalam mencari identitas diri, kita harus mulai menelusuri banyak hal, mulai dari apa yang aku minati sekarang, kehidupan seperti apa yang aku inginkan nanti, bagaimana aku tetap seperti yang dulu, apa yang tidak cocok dengan aspek-aspek dari diriku sekarang, bagaimana aku beda dari yang dulu, apa yang membuat aku tergerak untuk melakukan sesuatu, perlu bantuan siapa saja, bagaimana untuk mendapatkan bantuan tersebut, perlu Upaya seperti apa untuk mencapai keinginanku, dan masih banyak lainnya. Remaja yang kurang bisa memproses Kondisi krisis identitasnya mengalami kriris identity confusion artinya dalam kondisi tidak jelas dengan dirinya. Kemungkinan remaja akan menarik diri dari keluarganya, dari pertemannya atau tidak membaurkan diri sepenuhnya ke dunia teman-temannya dan tidak mengenali siapa dirinya.
Menurut Crocceti, Rubini dan Meeus (2008) ada 3 faktor yang berperan dalam proses remaja meresolusi krisis identitasnya :
- Komitmen, adalah proses menentukan pilihan yang disertai dengan rasa percaya diri.
- Eksplorasi yang mendalam, adalah proses merefleksikan komitmen yang sudah dibuat.
- Peninjauan komitmen, adalah proses perbandingan komitmen yang sudah dibuat dengan alternatif komitmen yang lain.
J. Mengenal Remaja
Konflik antara orang tua dan remaja.
Sumber konflik dari sudut pandang orang tua : kebiasaan (habit), gaya hidup (lifestyle), menuntut kedewasaan.
Sumber konflik dari sudut pandang remaja : komunikasi, gaya berinteraksi, ingin mandiri, mengembangkan interest, menerima badannya, menentukan fungsi sosial, memecahkan masalah.
Otak : amydgala berkembang dengan pesat dan prefrontal cortex yang tidak sebegitu pesatnya.
Kognitif : Egosentrik, idealis
Sosio emosional : Impulsif, reaktif terhadap stress.
Melihat sisi positif bagaimana konflik yang mau tidak mau kemungkinan besar akan terjadi, dengan efek yang justru mengembangkan kedua belah pihak dan bisa membuat hubungan antar orangtua dan remaja rasanya dekat, walaupun tidak selalu sependapat. Dalam salah satu keilmuan psikologi ilmu perkembangan, menjelaskan bahwa Konflik yang terjadi seputar kejadian sehari-hari dilihat mempunyai perkembangan yang positif. Ini artinya konflik tidak perlu dipandang sesuatu yang negatif. Psikologi perkembangan melihat konflik dapat memfasilitasi remaja dimasa transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Berilah ruang untuk bertumbuh dewasa kepada remaja agar dapat mempersiapkan masa pertumbuhan kedepannya.
Kesimpulan dari hubungan dan konflik antara orangtua dan remaja:
- Sebagian besar dari remaja (dan orangtua) melewati masa remaja secara positif dan tanpa permasalahan psikologis yang serius.
- Sebagian besar dari remaja memiliki pandangan yang baik terhadap orangtuanya.
- Kemampuan remaja untuk memiliki kemandirian dapat dicapai melalui respon orang dewasa yang tepat.
Santrock, J, W. (2011). Life-span Development. (17th Ed.). Mcgraw Hill: CA.
5. Psikologi Sosial
K. “Kognisi Sosial adalah saat seseorang berfikir tentang dirinya sendiri serta dunia sosial. Secara spesifik, bagaimana seseorang memilih, menginterpretasi, mengingat, dan menggunakan informasi sosial untuk membuat sebuah penilaian atau Keputusan” (Aronson, Wilson, Akert, & Sommers, 2020).
Ada dua jenis kognisi sosial :
- Automatic Thinking, adalah pikiran yang cepat dan otomatis. Pikiran yang tanpa sadar atau tanpa kesengajaan memikirkan, mempersepsikan, atau membuat asumsi. (Aronson, Wilson, Akert, & Sommers, 2020). Contoh mencuci piring, karena perilaku tersebut sudah sering dilakukan dan tidak memerlukan usaha yang berat.
- Controlled Thinking, adalah pikiran yang memiliki usaha serta disengaja. Saat berpikir seseorang terkadang berhenti sejenak untuk melihat diri sendiri dan lingkungan, lalu secara berhati-hati memilih tindakan yang tepat atau membuat Keputusan. (Aronson, Wilson, Akert, & Sommers, 2020). Contoh nya, belajar untuk menghadapi ujian sekolah.
L. “Persepsi Sosial adalah studi tentang bagaimana kita membentuk kesan tetapi juga membuat kesimpulan tentang orang lain”. (Aronson, Wilson, Akert, & Sommers, 2020).
Dalam persepsi sosial ada Komunikasi Nonverbal, adalah cara seseorang berkomunikasi baik secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa menggunakan kata-kata. (Aronson, Wilson, Akert, & Sommers, 2020). Contohnya, ekspresi wajah, nada suara, sikap/gestur, posisi atau gerak tubuh, sentuhan, tatapan.
Ekspresi Emosi Wajah Universal :
- Takut
- Terkejut
- Senang
- Sedih
- Jijik
- Marah
Ekspresi wajah lainnya seperti bangga, malu, rasa bersalah, itu akan muncul seiring perkembangan manusia tetapi tidak terlalu menunjukkan sifat universal. Artinya orang tersebut mungkin sedang berbohong membuat ekspresi agar tidak terlihat ekspresi sebenarnya, hati-hati hehehehe….