Peran Copywriting Dalam Bisnis

Perhatikan marketing funnel dibawah ini :

Dalam gambar diatas terdapat tahapan Awareness, consideration, dan Conversion. Awareness menjelaskan banyaknya Audience yang mengetahui produk kita, Consideration menggambarkan banyaknya Audience yang tertarik atau sedang mempertimbangkan produk kita, Conversion menggambarkan banyaknya Audience yang memutuskan untuk membeli produk kita. Medium yang digunakan bisa influencer, community, ads, landing page, CRM (customer relationship management).

Pertanyaannya, kapan copywriting dibutuhkan berdasarkan marketing funnel diatas. Jawabannya adalah ditahap awareness dan conversion, tetapi menurut saya disetiap tahap memerlukan copywriting bahkan ditahap customer loyalty dan tahap advocacy pun masih memerlukan copywriting. Bagaiman menurut kamu?

Sebelum kita lanjut lebih jauh, kita perlu mengetahui dulu arti dari copywriting. Copywriting adalah “seni dan/atau Teknik menulis iklan untuk menghasilkan konversi yang lebih baik dengan pendekatan persuasive” – Kita bersama.

Peran copywriting dalam bisnis adalah tercapainya tujuan yaitu sampai ke tahap penjualan. Dimana setelah melalui proses conversion maka akan muncul customer yang loyal dan secara sukarela menyebarkan produk kita sehingga terjangkaunya audience yang lebih luas lagi.

Memahami Audience

Target audience adalah Konsumen suatu produk yang menjadi sasaran iklan yang kita buat.

Dalam buku ini menjelaskan bahwa dalam Beriklan bukanlah soal jumlah pasang mata yang melihat iklan kita. Targeted audience jauh lebih penting. Membangun hubungan dengan target audience merupakan hal penting karena audience bisa membantu pemasaran kita.

Sudahkan kamu mengenal audience seperti mengenal pasangan sendiri? Jika kita belum mengenal audience kita maka proses kita untuk mengejar penjualan secara masif masih Panjang. Sehingga penting bagi kita untuk mengenal beberapa dari mereka (audience).

Kita bisa mencari tahu berapa umur mereka, pekerjaan mereka, penghasilan, Pendidikan, domisili, hobi, SES. Media sosial apa saja yang mereka tonton, baca, dan lain-lain. Apa tujuan yang ingin dicapai, masalah yang dihadapi, apa yang sudah dilakukan. Itulah asumsi-asumsi yang setidaknya kita pahami terlebih dahulu.

Setelah kita membuat asumsi-asumsi diatas, kita bisa melanjutkan untuk melakukan proses wawancara dengan audience/survey setidaknya 5-8 orang. Kenapa 5-8 orang, jadi Saya ingat saat mengikuti kelas copywriting, mentor Saya menyebutkan ada salah satu metode menarik dari google yaitu melakukan survey 5-8 orang saja tidak perlu lebih, karena kalau terlalu banyak orang, kita hanya akan mendapatkan jawaban berulang, ini terkait perilaku jawaban orang-orang berdasarkan umur, gender, dan lain-lain. Setelah melakukan wawancara kita jadi memahami target ego audience kita. Karena sebetulnya setiap individu hanya peduli tentang dirinya dan manfaat apa yang dia terima. Sehingga kita menjadi berempati terhadap audience sehingga kita bisa menuangkan empati itu kedalam copy kita.

Memahami Produk dan Jasa

Selanjutnya dalam copywriting harus memahami produk atau jasa yang akan dipasarkan. Ada 3 hal yang harus dipahami dari sebuah produk/jasa.

  1. Feature
  2. Benefit
  3. Selling/Story Point (USP)

Memahami Voice dan Tone

Dari wawancara 5-8 orang tadi diatas, kita bisa menentukan karakter bicara seperti apa yang akan kita gunakan dalam iklan. Umumnya setiap Perusahaan sudah menyediakan panduan penggunaan narasi, logo dan apa yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam sebuah iklan.

Tiga Hal Penting Dalam Copywriting

  1. Jangan percaya pada copy pertama
  2. Pastikan apa yang ditulis sesuai tahapan Funnel
  3. Perhatikan rumus AIDA (model marketing funnel yang dapat mengidentifikasi tahapan kognitif seseorang dalam proses pembelian) sesuai karakter tiap media

Membaca Brief dan Menghasilkan Ide

Umumnya sebagai copywriting kita pasti sudah mendapatkan brief dari manager, client, dan lain-lain. Informasi mengenai brand, target audience nya siapa, fitur dan benefit nya apa, USP nya seperti apa, voice and tone nya seperti apa, campaign nya ingin seperti apa, setidaknya kita sudah mendapatkan gambaran besarnya seperti apa.

Jadi bisa kita simpulkan point-point yang harus kita perhatikan sebagai seorang copywriting :

Nama Brand

Nama Produk

Audience

Feauture

Competitor

USP

Voice and Tone

Brand Background

Campaign Brief

Output

Product/Service Details

Untuk menghasilkan ide kita bisa ambil contoh membuat storybrand. Membuat cerita dengan menyiapkan 7 elemen (Building a storybrand by Donald Miller).

  1. Karakter
  2. Memiliki masalah
  3. Ditengah masalahnya dia menemukan Guide
  4. Guide ini memberikan dia petunjuk
  5. Kemudian dia mengaplikasikan nya dalam sebuah action
  6. Kemudian dia sukses
  7. Dan membuat dirinya terhindar dari kegagalan

Kesimpulannya, dalam 7 elemen diatas menceritakan awalnya dia seperti kesusahan hidupnya. Tetapi pada akhirnya dia sukses dan terhindar dari kegagalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *