Dua metode persuasi hard selling dan soft selling
1. Hard Selling
Contohnya langsung fokus ke penjualan, artinya ingin langsung mendapatkan customer. Contoh : Promo beli 2 gratis 1, promo gratis ongkir. Hard selling biasanya bersifat agresif, direct, jangka waktu pendek promo. Umumnya yang sudah punya ikatan emosional. Misalnya pelanggan, teman baik, reseller.
2. Soft Selling
Pembuatan iklan secara tidak langsung, focus ke menyampaikan value dulu, menggaet target audience yang belum mengenal produk yang akan kita jual, lalu akhirnya menawarkan produk. Contohnya : Nabung vs Investasi (Kamu munculkan juga setelahnya mengenai keuntungan dan kerugiannya agar pembaca tertarik).
Soft selling umumnya melalui pendekatan cerita untuk mengenalkan sesuatu yang baru. Ini biasanya dibuat untuk mereka yang belum pernah atau jarang berinterasi dengan produk/brand kita. Soft selling biasanya mengandung empati, karena kita cenderung menyukai dan percaya dengan mereka yang bernasib serupa dengan kita atau mereka yang mengerti dan peduli dengan kita.
Seperti anda, kami juga…
Kami peduli dengan anda, karena itu kami…
Kami percaya tak ada seorangpun, termasuk anda, layak mengalami…
Kedua nya ditulis untuk mempengaruhi audience dan melibatkan emosi audience, keduanya tergantung ke tujuan iklannya. Contoh beberapa emosi audience yang bisa kita libatkan dalam membuat iklan.
- Rasa takut / scarcity
- Rasa aman dan percaya / safety
- Kompetitif
- Rasa ingin tahu / Curiosity