Dipagi yang mendung, cuaca terasa dingin, Rangga dan Hendri antri untuk membeli bubur. “Pak, Aku minta dipisah yah cakwe nya, karena Aku lebih suka cakwe itu dicemilin ngga melempem kecampur bubur” ucap Rangga. “Pak, kalau Aku ngga pakai kacang ya, jerawatan Aku setiap habis makan kacang” ucap Hendri.

Rangga : Hen, lo makan bubur kaya gitu? kok aneh banget, mana enak itu dicampur ngeliatnya aja uweek udah kaya apaan.
Hendri : Lah enak kali Ga, semua tercampur dan gampang untuk Gua makan.
Rangga : Tapi kalau dicampur semua kaya lembek gitu ngga sih, belum lagi yg Lu suap itu apaan ngga keliatan kan.

Hendri : Ngga sih biasa aja malahan lebih enak, Lo sih yang aneh masa makan bubur ngga di aduk jadi kaya hambar tuh makan bubur nya, harusnya semua ingredients itu masuk dan di aduk semua supaya rasa dan tekstur dari buburnya benar-benar original layaknya bubur.
Rangga : Halah Hendri pake mikirin tekstur segala, Gua malahan ngeliat bubur diaduk begitu kaya mual jadinya, ngeliatnya aja jadi hilang selera.

Hendri : Lo sih asli aneh banget, biasanya yang makan bubur ngga diaduk identik sama orang yang ribet.
Rangga : Malahan menurut gua yang aneh itu orang yang makan bubur dicampur, kaya identik dengan orang yang males-malesan.
Hendri : Apa hubungannya makan bubur sama males-malesan, Ga?
Rangga : Ya kaya mau gampang aja gitu semua diaduk dicampur biar ngga perlu milih-milih mana dulu yang mau dimakan, kaya ngga punya rencana gitu.

Hendri : Hahaha, Lu kejauhan Ga mikirnya, harusnya Lo cepet sadar kalau orang-orang yang makan bubur nya ngga diaduk biasanya orang yang ribet dan susah diajak kompromi alias ga enak diajak kerjasama.
Rangga : Terus maksud Lo Gua orang yang gak bisa kerjasama?
Hendri : Ngga tahu deh, menurut Lo gimana…
Rangga : Mau gampangnya aja Lo sih, malah balik nanya ke Gua.
Dan sampai bubur mereka habis mereka masih adu argumen.
Rangga : Hen, beli kopi yuk, enak kayanya beli kopi gula aren abis makan bubur nih.
Hendri : Cocok banget itu, Ga. Beli di Cafe Gamat aja enak tuh kopi gamat nya.
Lalu mereka-pun menuju Cafe Gamat untuk membeli kopi.

Hendri dan Rangga sering berargumen mengenai cara makan mereka, tapi itu tidak menjadikan mereka bermusuhan apalagi merusak pertemanan mereka. Meraka hanya terbiasa berdebat mengenai perbedaan, lalu hubungan pertemanan berjalan seperti biasanya. Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing, dengan menghargai pilihan orang lain secara tidak langsung Kita juga menghargai diri kita sendiri. Apapun pilihan Kita, bukan berarti kita bercerai berai.